Keberlanjutan adalah Hal Penting di Asia Tenggara


Asia Tenggara masih siap menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Akan tetapi, dengan kemajuan secepat itu, penting halnya untuk dengan cermat menyesuaikan pertumbuhannya secara berkelanjutan guna mempertimbangkan tuntutan lingkungan.

Tantangan perubahan iklim di Asia Tenggara

Asia Tenggara membentuk sekitar 20% dari keragaman hayati dunia dan 10% dari penduduknya. Tetap di jalurnya menuju tingkat pertumbuhan 4,8% di tahun 2021 meskipun ada krisis COVID-19, kawasan ini mempertahankan daya tariknya sebagai salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Namun, pertumbuhan ini disertai dengan sebuah peringatan. Konsumsi energi Asia Tenggara telah melonjak lebih dari 80% sejak tahun 2000 dan diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2040. Berbagai proyeksi mengungkap peningkatan dalam emisi karbon dioksida sekitar 60% pada saat itu.

Asia Tenggara

Ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan mengingat ketergantungan berlebihan kawasan ini pada sumber-sumber tidak terbarukan untuk suplai energi primer.

Penduduk Asia Tenggara telah menyaksikan sendiri ancaman perubahan iklim dan degradasi lingkungan, karena banyaknya bencana banjir yang mengancam penghidupan di tahun 2021. Tanpa perubahan signifikan pada dekade mendatang, bangsa-bangsa Asia Tenggara akan menelan kerugian yang setara dengan US$22,5 miliar dalam GDP akibat banjir.

Upaya menuju keberlanjutan di Asia Tenggara

Setelah mengakui adanya perubahan iklim sebagai ancaman regional, semua bangsa di ASEAN menandatangani Perjanjian Paris. ASEAN menindaklanjutinya dengan target mengamankan 23% dari energi primer di kawasan ini dari sumber-sumber terbarukan pada tahun 2025.

Imbalan besar menanti kawasan ini karena berporos ke pendekatan yang lebih berkelanjutan. Ekonomi Asia Tenggara dapat merasakan kesempatan ekonomi tahunan hingga US$1 triliun pada tahun 2030 dari area-area pertumbuhan baru untuk keberlanjutan.

Ada beberapa cara untuk membuka ekonomi hijau di kawasan ini. Upaya transisi dari energi tidak terbarukan menuju sumber-sumber berkelanjutan tengah berlangsung. Pemerintah di Asia Tenggara telah memprioritaskan tenaga surya untuk menggantikan bahan bakar fosil dalam rencana pembangunan terkininya – khususnya, dengan tenaga surya di atas atap.

Peningkatan sektor logistik negara agar menjadi lebih efisien juga memainkan peran penting. Rantai suplai digital, disertai dengan otomatisasi dan analitik, dapat membantu menurunkan emisi karbon.

Penggunaan data besar untuk ciptakan sebuah kota menjadi tempat perlindungan yang hijau dan terhubung berperan penting dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan di kawasan ini. Asia Tenggara mengalami kemajuan yang baik di bidang ini, dengan menjamurnya kota-kota pintar di Singapura, Vietnam, dan Indonesia.

Inisiatif ini memerlukan komitmen jangka panjang dari sektor publik maupun sektor swasta. Dorongan menuju pertumbuhan berkelanjutan ini merupakan sasaran yang dapat menyatukan seluruh kawasan untuk meningkatkan kehidupan bagi setiap orang dalam beberapa dekade ke depan.

ASEAN

bertekad mengamankan 23% energi primer kawasan ini dari sumber-sumber terbarukan pada tahun 2025

Hitachi berkomitmen mendukung upaya keberlanjutan Asia Tenggara

Hitachi percaya pada inovasi sosial, dengan terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui solusi teknologi inovatif. Hitachi juga menjadi Mitra Utama dalam 2021 United Nations Climate Change Conference (COP26). Dalam mendukung gerakan kawasan ini menuju masyarakat hijau, Hitachi memimpin di depan.

Berikut ini adalah tiga contoh penawaran teknologi Hitachi yang membawa perbedaan:

Layanan ojek online di Thailand

Pasar pengantaran di Thailand diproyeksikan akan tumbuh sebesar 35% pada tahun 2020 berkat pertumbuhan e-commerce yang cepat. Pertumbuhan yang secepat itu memiliki implikasi serius pada upaya keberlanjutan, karena sektor transportasi menyumbang emisi gas rumah kaca kedua terbesar. Untuk mengurangi dampak lingkungan, Hitachi telah meluncurkan layanan ojek online di Thailand. Peluncuran sistem pelacakan langsungnya akan membuat perusahaan mampu mencari dan mereservasi kendaraan guna mengurangi jumlah truk kosong di jalanan Thailand. Optimalisasi sistem logistik membuat emisi karbon menjadi lebih rendah di Thailand, sebuah kontribusi langsung bagi sasaran dekarbonisasi COP26.

Sistem Penyimpanan Energi Baterai di Filipina

Hitachi dan Manila Electric Co telah memasang sistem penyimpanan energi baterai 2MW di Bulacan. Bersifat modular dan dapat dipindahkan dalam kontainer 40ft, baterai ini menawarkan stabilitas sumber energi, khususnya energi surya, yang secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Dengan demikian, manajemen permintaan puncak dan energi dapat dilakukan, yang meningkatkan keandalan layanan dan kualitas daya, serta mengompensasi terputus-putusnya energi terbarukan yang dihasilkan.

Menggunakan analitik data besar di Singapura

Pemerintah Singapura telah menetapkan visi jangka panjang untuk mencapai emisi nol bersih, yang mencakup pengurangan polusi dari transportasi. Sektor ini saat ini menghasilkan 15% dari total emisi karbon negara ini.

Go-Ahead Singapore telah melangkah lebih jauh dengan beralih ke analitik data besar untuk mengoptimalkan operasinya.Hitachi mendukung Go-Ahead Singapore dalam mengukur dan meningkatkan efisiensi operasi busnya melalui pengembangan dan pemeliharaan portal web analitik data besar yang disesuaikan.Dengan demikian penjadwalan staf dapat dilakukan untuk dengan cepat mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya secara cepat.Disertai dengan data lalu lintas yang akurat, Go-Ahead mampu mengerahkan bus mereka dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini mengurangi waktu idle bus di jalanan yang padat serta menurunkan emisi gas buang kendaraan.